Jumat, 27 September 2013

SPIRIT, LEAD ME WHERE MY TRUST IS WITHOUT BORDERS

by: Lee Burns // 22 September 2013
 









Seringkali manusia memasukkan Tuhan ke dalam "kotak"nya masing-masing. Padahal, mukjizat berbicara tentang hal-hal yang menentang hukum alam; tentang bagaimana manusia bisa out of the box.
Angelus Temple di Los Angeles adalah contoh nyata dari bagaimana manusia bisa keluar dari "kotak"nya masing-masing ketika berjalan bersama Tuhan. 
(http://en.wikipedia.org/wiki/Angelus_Temple)
  
Gedung yang mulai beroperasi sejak 1 Januari 1923 ini diprakarsai oleh Aimee Semple McPherson. Saat itu, ia dikenal sebagai pionir dalam penggunaan media modern, terutama radio, dan wanita kedua yang memiliki lisensi sebagai penyiar. (http://en.wikipedia.org/wiki/Aimee_Semple_McPherson)

Saat menceritakan visinya kepada para insinyur tentang gedung yang akan didedikasikannya pada Tuhan ini, ia menerima tanggapan yang cukup mengecilkan hatinya. Semua insinyur yang ditemuinya berkata: IMPOSSIBLE. Tapi, Tuhan kemudian menunjukkan gedung itu dalam mimpi termasuk gambarnya. Dengan gambar itu, McPherson kembali menemui para insinyur dan kemudian mendapati mereka berkomentar: POSSIBLE. 


Sejarah kemudian menunjukkan bahwa visi McPherson ternyata: BISA, dari yang semula divonis manusia sebagai sesuatu yang tidak mungkin.  McPherson hanya perlu FOKUS pada perkataan Tuhan, walau manusia mengatakan tidak bisa, termasuk situasi (circumstance) saat itu yang  menyatakan tidak bisa.
BERAPA sering kita lebih memilih percaya kepada omongan manusia bahwa sesuatu itu TIDAK BISA, padahal Tuhan sudah bilang BISA?

Faith BEYOND ability. You may do a lot a thing, but with God you CAN do MORE
Kisah dalam Mat 14: 25-33 mengajari manusia tiga prinsip ketika menemui hal yang dianggap mustahil untuk dilakukan walau Tuhan sudah berkenan:
1) Take Courage/ berbesar hatilah
 

Karena Dia adalah sumber, jadi kepadaNya lah hendaknya kita mencari apa yang masih kurang dalam hidup kita, termasuk keberanian. Ini bukan tentang apa yang kita miliki saat ini, bukan tentang sesuatu yang dibuat-buat. Keberanian melakukan hal di luar akal bisa diminta dariNya, karena sangat nyata ada padaNya.
Seringkali kita mengkhawatirkan hal yang TIDAK PERLU dikhawatirkan. Menurut sebuah survey, dari sekian banyak hal yang kita khawatirkan ternyata 88%  TIDAK pernah terjadi seperti yang kita khawatirkan. Ironisnya, kita ijinkan kekhawatiran itu menguasai hidup kita.
2. Step Forward

Walau cuma selangkah, itu tetap sudah LEBIH dekat kepada Tuhan. Seringkali karena konflik dalam hati, terutama pertentangan antara apa yang mungkin bagi akal kita DENGAN apa yang diminta Tuhan, manusia jadinya TIDAK PERNAH melangkah. 
KETAATAN untuk melangkah inilah yang membuat manusia semakin dekat dengan Tuhan. Selama Tuhan sudah mengundang kita dengan berkata: "Datanglah", seharusnya hal lain tidak perlu kita khawatirkan lagi. PerkataanNya yang seharusnya menjadi landasan utama kita untuk memulai melangkah.


 3) Stay Focus 

Dia sudah mengenalkan diriNya berkali2 sebagai sosok yang bisa membuat manusia melakukan hal di luar logika. JANGAN fokus pada kelemahan-kelemahan kita, pada hal-hal yang kita TIDAK BISA lakukan. Kita selalu disibukkan bertanya-tanya: what if, what if....selalu dipenuhi dengan kekhawatiran.
  

Tuhan TAHU bahwa manusia lemah, karena itu Dia membuka diriNya supaya manusia bisa kuat. Bukanlah kelemahan jika manusia berfokus pada Tuhan dalam hidup ini. Saat kita mengambil kekuatan dariNya, maka kita mulai BISA melangkah. Karenanya, penting untuk tetap berfokus padaNya.
Hanya ada satu orang yang melangkah keluar dari kapal, walau sebenarnya ada 12 murid yg menyembahNya di dalam kapal itu. Orang yang melangkah itu, Petrus, tidak ada banyak bedanya dengan kita semua. Petrus juga manusia yang dipenuhi dengan banyak kelemahan , sama seperti kita semua.


BERANIlah untuk melangkah : dalam hal baru, dalam hal yang di luar kemampuan/imajinasimu. Karena, Tuhan akan selalu menyertaimu.





Lee was born and raised on the coast of Newcastle Australia. After completing high school he began a carpentry apprenticeship. Lee worked in carpentry for 6 years; during this time became a Christian. In 1997 began studying at Hillsong International Leadership College, graduating with a Diploma in ministry. Lee and his wife Cherie began working as pastors in the New Peoples ministry of Hillsong Church in 1999. In 2003 Lee joined the staff of Hillsong International Leadership College as the Dean of Students. In 2007 Lee became and is currently the principal of the Hills campus. Today Lee is completing his Masters of Theology; surfing as much as possible and faithfully raising three of the most gorgeous children know to man!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar