by: Ps. Jeffrey Rachmat // 13 Oktober 2013
Semua orang pasti tidak
keberatan menjadi kaya, walau saat ini dirinya tidak menyukai behaviour orang kaya. Pada dasarnya; yang
BELUM kaya, kepengen jadi kaya. Yang SUDAH kaya, kepengen jadi super kaya.
Amsal 13:7
One person pretends to be rich, yet has NOTHING;
another pretends to be poor, yet has GREAT WEALTH-NIV
Ukuran kekayaan di mata
manusia berbeda satu sama lain. Ada yang pikir dirinya sudah kaya, tapi
ternyata masih miskin di mata manusia lainnya. Sebaliknya, ada yang pikir
dirinya masih miskin, walau dirinya sudah masuk di list majalah Forbes misalnya.
1Timotius 6:9-11
9 Those who WANT to get rich FALL into temptation and a trap and into many foolish and harmful desires that plunge people into ruin and destruction. 10 For the LOVE of money is a ROOT of all kinds of evil. Some people, eager for money, have WANDERED from the faith and PIERCED themselves with many griefs.11 But you, man of God, FLEE from all this, and PURSUE righteousness, godliness, faith, love, endurance and gentleness. -NIV
Menjadi kaya itu bukan sesuatu yang salah. Hanya saja, karena terburu-buru ingin menjadi kaya, banyak orang tergoda melakukan sesuatu secara instan. Korupsi adalah contohnya.
Di mata Tuhan, bukan seberapa CEPAT kaya yang penting, tapi seBENAR apa jalan menuju kayanya yang LEBIH penting.
Amsal 13:11
Dishonest money DWINDLES away,
but whoever gathers money LITTLE BY LITTLE makes it grow. -NIV
Kebanyakan orang mengejar kekayaan karena ingin memastikan kebutuhan hidupnya bisa tercukupi dengan baik. Padahal, jika bicara tentang kePERLUan dan keBUTUHan hidup semata, Tuhan sudah memberi janjiNya bahwa itu semua akan dicukupkan bagi orang yang meminta kepadaNya.
Filipi 4:19
And MY God will meet ALL your needs according to the riches of his glory in Christ Jesus. - NIV
Ibrani 13:5
Keep your lives FREE FROM the love of money and BE CONTENT with what you have, because God has said,"NEVER will I leave you; NEVER will I forsake you." - NIV
Manusia butuh belajar mencukupkan dirinya. Karena jika bicara keinginan, maka tidak akan pernah ada batasnya. Selalu ada yang lebih baru, lebih bagus, dan lebih canggih.
Kekayaan simply memberi pilihan. Semakin kaya, semakin banyak pilihan bagi seseorang. Semakin banyak pilihan, semakin manusia bingung memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya. Karenanya, makin kaya seseorang makin dibutuhkan HIKMAT supaya manusia tidak jatuh dalam pencobaan.
Menjadi orang kaya bukanlah posisi yang gampang. Mereka sangat rentan jatuh ke dalam
dosa karena saking banyaknya pilihan dalam hidup mereka.
Kejadian 13:2
Abram had become very WEALTHY in livestock and in silver and gold. -NIV
Tahukah engkau jika kata “wealthy” di atas diterjemahkan dari bahasa Ibrani “kabed” yang berarti “bertambah berat”? Karena itu, berapa banyak orang kaya yang ceria? Tidak banyak.
Kebanyakan wajah mereka tegang dan semerawut, karena
beban yang mereka tanggung sangat berat. Sebagai orang luar, kita cuma bisa
melihat “bungkus”nya mereka saja. Kita cuma melihat mobilnya, perhiasannya, tas nya, jam tangannya, sepatunya...tanpa kita pernah tahu apa beban yang sedang dipikulnya.
1Tim 6:17-19
17 Command those who are rich in this present world not TO BE arrogant nor TO PUT their hope in wealth, which is so uncertain, but TO PUT their hope in God, who richly PROVIDES us with everything for our ENJOYMENT. 18 Command them TO DO good, TO BE rich in good deeds, and TO BE generous and WILLING to share. 19 In this way they will lay up treasure for themselves as a firm foundation for the coming age, so that they MAY take hold of the life that is truly life.
Tuhan memberkati seseorang menjadi kaya semata-mata untuk
diNIKMATI. Tidak ada gunanya kaya jika kemudian tidak bisa dinikmati. Setelah dinikmati, kekayaan itu dirancang
untuk diBAGIkan dan diBERIkan kepada sesama, supaya “beban” itu berkurang dari dirinya.
Makin kaya seseorang artinya
makin BANYAK yang bisa dibagikan dan diberikan kepada sesamanya, jika hatinya
tidak terikat pada harta bendanya. Sebagai orang kaya, membantu sesama bukan
lagi pilihan, tetapi sudah menjadi keharusan di mata Tuhan.
Kis 20:35
In everything I did, I showed you that by this kind of hard work we MUST help the weak, remembering the words the Lord Jesus himself said: 'It is more blessed to GIVE than to RECEIVE.'"
Kaya di mata Tuhan jikalau: kita MAMPU melakukan apa
yg Tuhan MAU kita lakukan. Tuhan tidak pernah mengukur kekayaan seseorang
berdasarkan kepemilikan harta benda, seperti halnya mata manusia. Dalam hidup
yang fana ini, kaya di mata manusia atau mata Tuhan yang lebih penting pada
akhirnya?
Amsal 22:1
A GOOD NAME is more desirable than great riches;
to be ESTEEMED is better than silver or gold.
Manusia biasanya lebih tertarik pada konsep mewariskan harta benda kepada anak cucunya sampai kadang-kadang rela melakukan segalanya, termasuk hal-hal yang tidak berkenan di mata Tuhan. Pernahkah kita berpikir bahwa kekayaan yang didapatkan dengan cara yang tidak pantas dan membuat kita kehilangan nama baik menjadi hal yang tidak berarti sama sekali bagi anak cucu kita? Buat apa seseorang memiliki kekayaan, tapi kehilangan nama baiknya?
"Orang kaya sejati” di mata Tuhan ketika orang itu: punya sesuatu yang uang TIDAK BISA beli.
Manusia bisa membeli makanan
terlezat, tapi tidak dengan selera makan. Manusia bisa berlibur ke tempat
terindah, tapi tidak dengan kebersamaan. Sekaya apapun, manusia tidak akan
pernah bisa membeli: sukacita, damai sejahtera, dan terutama KESELAMATAN.
Buat apa naik sport car kalau pada akhirnya tidak ada
keselamatan yang menunggumu di akhir kehidupanmu?
Jadi kalau Anda pikir Anda kaya, pikirkanlah sekali lagi. Kalau Anda pikir Anda miskin, pikirkanlah sekali lagi.
Jadi kalau Anda pikir Anda kaya, pikirkanlah sekali lagi. Kalau Anda pikir Anda miskin, pikirkanlah sekali lagi.
Jeffrey Rachmat is the founding and senior pastor of Jakarta Praise
Community Church (JPCC), one of Indonesia’s most dynamic and influential
churches. He is also a sought-after speaker on topics such as
leadership, relationship, marriage and business. His book, “Permainan
Cantik” has been reprinted six times in Indonesia, and is available in
English with the title “The Art of Winning.” Jeffrey and his wife Angela
have three children.
Follow @JeffreyRachmat












