Surat Terbuka untuk Harry Tanoe | Kompasiana.com - http://m.kompasiana.com/post/read/673057/1/surat-terbuka-untuk-harry-tanoe.html
Setelah membaca tulisan Saudara Gan Pradana di
atas, ijinkan saya memberi selamat atas
kepedulian dan keberanian Saudara untuk menegur saudara seiman. Apalagi yang
ditegur bukan orang sembarang, tapi salah satu konglomerat di Indonesia.
Ada beberapa catatan yang saya pikir bisa membantu
Saudara mempertajam analisis dan tulisan Saudara di masa mendatang. Tulisan ini
tidak untuk mengevaluasi, apalagi untuk menghakimi, tapi sekedar feedback atas pemikiran Saudara.
Benar tidaknya catatan saya ini, silakan Saudara
konsultasikan dengan Gembala di mana Saudara bertumbuh. Saya bisa saja sama
salahnya dengan orang yang saya beri masukan mengingat saya juga masih seorang
murid. Jika dirasa konstruktif, saya akan sangat bersuka cita. Tetapi jika
dirasa destruktif, silakan dianggap angin lalu saja apa yang saya sampaikan
ini.
Dari tulisan Saudara ada lima pernyataan Saudara yang saya coba kupas lebih mendalam, yaitu :
1) “Apalagi saya juga tahu bahwa Bapak adalah seorang Kristiani yang setiap saat dan waktu diajarkan oleh Kristus bagaimana menyebarkan KASIH dan DAMAI....”
Kis 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Ayat ini disampaikan persis sebelum Yesus naik ke
surga. Sama seperti manusia yang meninggalkan pesan/wasiat di akhir
kehidupannya, sesuatu yang disampaikan di momen ini pastilah pesan yang
dianggap penting bagi mereka yang ditinggalkan.
Yesus menghendaki setiap orang yang percaya kepadaNya
untuk mengabarkan tentang kisah penebusan umat manusia olehNya sampai ke ujung
bumi. Bahwa Tuhan pernah turun sendiri ke muka bumi ini dalam rupa manusia; dilahirkan,
besar, dan meninggal seperti manusia pada umumnya. Yang membedakan kita
denganNya adalah: Ia tidak berdosa selama hidupNya di bumi dan Ia sudah
mengalahkan maut dengan bangkit dari kematianNya pada hari ketiga. Karenanya,
Yesus menjadi satu-satunya jalan, kebenaran, dan hidup yang bisa dijadikan
manusia sebagai pedoman dan jalan untuk mencapai keselamatan setelah kematian.
Di masa globalisasi saat ini, dengan banyaknya
agama dan sekte di muka bumi ini, menjadi saksi Yesus tidak selalu
mendatangkan KASIH dan DAMAI bagi
orang-orang di sekeliling mereka. Yang lebih sering terjadi justru kebalikannya. Para saksi Kristus lebih
sering menerima penghinaan, penganiayaan, dipenjarakan, dan bahkan harus
kehilangan nyawanya karena memberitakan kebenaran.
Kasih dan damai adalah efek dari orang yang
menjadi saksi Kristus, bukan content/isi yang dimintaNya untuk disampaikan kepada orang-orang. Setiap
orang yang bertobat dan hidup dalam Roh dan Kebenaran akan merasakan kasih dan
damai sebagai upahnya, sebagai efek-nya.
Gal 5:19-23
19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
2) “Karena Bapak setia kepada Kristus, maka Bapak meraih kesuksesan yang luar biasa, antara lain merajai dunia media massa di MNC Group.”
Upah dari mengikuti Yesus bukanlah kesuksesan
seperti yang dunia definisikan. Jemaat pertama di Antiokhia menjual seluruh
harta milik mereka, untuk kemudian dikelola bersama-sama dengan tujuan
mendatangkan kebaikan bagi kaum marginal di sana. Kalau mau dijadikan acuan
hidup seperti apa yang berkenan di mata Tuhan, maka jemaat pertama adalah jawabannya.
Berkenan tidaknya Tuhan atas hidup seseorang tidak
pernah dilihat dari kepemilikannya atas berapa jumlah rumah, mobil, dan
hartanya. Karena jika parameter itu yang dipakai, apa yang tidak bisa dibeli
oleh bandar narkoba, mafia migas, dan orang-orang yang mengumpulkan kekayaannya
melalui kejahatan?
Roma 6: 22-23
22 Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. 23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Ibrani 11: 24- 26
24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, 25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
26 Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
Berkat dan kepemilikan materi bukanlah parameter
untuk menilai berkenan tidaknya Tuhan atas hidup seseorang. Manusia hanya bisa
melihat “bungkus”, tapi Tuhan melihat jauh ke dalam hati seseorang. Seorang
konglomerat yang membangun 1000 gereja untuk Tuhan tidak menjamin surga baginya.
Benarkah untuk Tuhan semua karyanya itu, atau untuk kemuliaan namanya sendiri?
Betul bahwa ada orang-orang yang memakai hartanya untuk mencari Tuhan, tetapi
lebih banyak orang yang menjual Tuhan untuk mengumpulkan lebih banyak
harta bagi dirinya sendiri.
Salomo diperkirakan manusia yang paling kaya yang
pernah hidup di atas muka bumi ini, bahkan ia yang membangun Bait Allah bagi
Tuhan. Karena hatinya yang kemudian menjauh, Tuhan tidak berkenan lagi atas
hidupnya. Justru ketika ia di puncak
kesuksesannya di mata manusia, Tuhan tidak berkenan padanya. Hanya karena janji Tuhan kepada Daud, ayah Salomo, yang membuat dirinya tidak dibinasakan oleh Tuhan.
Mat 7: 21-23
21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Dari kitab Kejadian sampai Wahyu, satu-satunya
musuh yang pernah Tuhan ingatkan sebagai “lawan tanding” yang sebanding bagiNya
bukanlah Iblis, melainkan Mamon/harta. Iblis yang sukses membujuk Adam memakan
buah dari pohon kehidupan bahkan tidak pernah dianggap lawan oleh Tuhan.
A.R Bernard pernah mengatakan, ”Harta adalah satu-satunya
medium bagi manusia untuk bisa merasakan ke-MahaKuasa-an Tuhan seperti apa. Dengan
memiliki uang berlimpah; manusia bisa merasakan sensasi berkuasa untuk
melakukan apa saja sesuai keinginan hatinya. Manusia kemudian bahkan bisa
terjerumus menganggap dirinya adalah Tuhan itu sendiri, saking banyaknya
hal dalam hidupnya bisa ia capai karena memiliki uang berlimpah.”
Ukuran yang dipakai Tuhan seringkali berbeda
dengan manusia, bahkan sering terbalik. Dewasa ini banyak orang menilai “sukses”
tidaknya suatu gereja dari besar tidak gedungnya, berapa jumlah jemaatnya, alat
musik apa yang dipakai, seberapa sering Gembalanya diundang KKR. Jika memang
itu ukuran yang dipakai, maka Yesus boleh dianggap gembala yang paling tidak
sukses dalam dunia kekristenan.
Dari 12 belas rasul yang dipilihNya sendiri,
dengan ke-MahaKuasa-anNya, berujung pada hasil: satu murid mengkhianatiNya dan
menjualNya untuk sejumlah uang, yang satunya lagi menyangkalNya tiga kali, dan
hanya ada satu murid yang mendampinginya ketika Ia disalibkan sementara yang
lain menyembunyikan diri karena ketakutan.
Mereka adalah orang-orang yang sudah bersama-sama
denganNya selama tiga tahun dan sudah melihat dengan mata kepala sendiri
mukjizat-mukjizat apa saja yang bisa dan mampu Ia lakukan. Tapi, toh mereka
tetap meninggalkanNya ketika Ia sedang membutuhkan mereka.
Ketika Ia naik ke surga, mereka yang tetap
bertahan pada imannya dan melepasNya ke surga diperkirakan tidak sampai 200 orang.
KebangkitanNya dari maut bahkan tidak bisa menarik cukup massa dibandingkan massa KKR di masa kini. Ia tidak punya gedung permanen untuk berkhotbah, bahkan untuk meletakkan kepalaNya untuk tidur saja tidak tersedia tempat
bagiNya.
Karena itu, kita mesti berhati-hati dengan
parameter yang kita gunakan untuk melihat apakah seseorang masih berkenan di
mata Tuhan. Jangankan jemaat, hamba Tuhan saja tidak selalu menang di hadapan
Mamon. Berapa banyak orang yang memulai
pelayanannya sebagai hamba Tuhan tapi kemudian berakhir sebagai hamba uang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar