Mat 11:29
Take my yoke upon you and LEARN FROM ME, for I am gentle and humble in heart, and you will find rest for your souls.
Ketika ayat ini dicatat, Yesus di mata masyarakat Yahudi hanyalah seorang pemuda tanggung berumur awal 30-an, bukan anak pembesar atau siapa-siapa. Bisa dibayangkan bagaimana respon orang-orang mendengarkan perkataan seperti ini? Permintaan untuk belajar pada seorang pemuda yang bukan anak siapa-siapa tentu saja terdengar seperti permintaan seseorang yang tinggi hati, atau mungkin tidak tahu diri tepatnya.
Di saat bersamaan, pada ayat yang sama, Yesus menyatakan diriNya adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. Bagi orang awam, ini mungkin merupakan satu kontradiksi antara ucapan dan tindakan.
Di saat bersamaan, pada ayat yang sama, Yesus menyatakan diriNya adalah pribadi yang lemah lembut dan rendah hati. Bagi orang awam, ini mungkin merupakan satu kontradiksi antara ucapan dan tindakan.
Seperti apa sebenarnya rendah hati yang dimaksud Tuhan?
1) Knowing who you really are
Orang yang rendah hati adalah orang yang mengerti siapa dirinya; tidak melebih2kan, tapi tidak juga bersikap minder bila berbicara mengenai dirinya.
Sikap rendah hati akan memudahkan kita menerima pertolongan dari orang lain, karena berani mengakui kekurangan kita. Banyak orang sebenarnya siap dan mampu menolong kita, bahkan ada di sekitar kita, hanya saja mereka tidak (diijinkan) tahu bahwa kita sedang membutuhkan pertolongan.
Sikap rendah hati memudahkan kita memberi pujian kepada orang lain, termasuk menerima pujian juga.
Orang yang rendah hati adalah orang yang mengerti siapa dirinya; tidak melebih2kan, tapi tidak juga bersikap minder bila berbicara mengenai dirinya.
Sikap rendah hati akan memudahkan kita menerima pertolongan dari orang lain, karena berani mengakui kekurangan kita. Banyak orang sebenarnya siap dan mampu menolong kita, bahkan ada di sekitar kita, hanya saja mereka tidak (diijinkan) tahu bahwa kita sedang membutuhkan pertolongan.
Sikap rendah hati memudahkan kita memberi pujian kepada orang lain, termasuk menerima pujian juga.
Recognition is fine, but the need of CONSTANT recognition is wrong.
Rendah hati diartikan sebagai KE-MAMPU-AN mengakui kelemahan diri sendiri , sekaligus menerima pujian yang selayaknya diterima.
2) Knowing the purpose of God for your life
Mat 26:47-54 mengisahkan bagaimana Yesus tetap teguh ketika situasi mengijinkanNya untuk lari dari rencana yang Tuhan siapkan untukNya. Ia memilih tetap hidup mengandalkan BapaNya.
Kerendahan hati dimulai ketika kita bersedia mengandalkan Tuhan dalam hidup kita.
1Tim 6:17
COMMAND those who are rich in this present world NOT TO BE arrogant NOR to put their hope in wealth, which is so uncertain, but to put their hope in God, who richly PROVIDES us with everything for our ENJOYMENT.
Just because you CAN, doesn't mean you SHOULD.
3) The willingness to serve other
Filipi 2: 1-4
1 Therefore if you have any encouragement from being united with Christ, if any comfort from his love, if any common sharing in the Spirit, if any tenderness and compassion, 2 then make my joy complete by BEING like-minded, HAVING the same love, being one in spirit and of one mind. 3 DO NOTHING out of selfish ambition or vain conceit. Rather, in humility VALUE others above yourselves, 4 not looking to your own interests but each of you to the interests of the others.
Kerendahan hati dimulai ketika kita MAU melayani orang lain. Orang yg sombong tidak bisa melayani orang lain, apalagi melayani Tuhan.
Rendah hati adalah sebuah keputusan.
4) The willingness to learn
Tanda orang yang rendah hati adalah orang yang MAU belajar dan TERUS belajar.
You have to be STRONG to be HUMBLE. Kerendahan sejati adalah orang yang punya pilihan untuk tidak bersikap rendah hati, tetapi ia memutuskan untuk tetap bersikap rendah hati. Yer 17: 5-8
5 This is what the LORD says:
"CURSED is the one who trusts in man,
who draws strength from mere flesh
and whose heart turns away from the LORD.
6 That person will be like a bush in the wastelands;
they will not see prosperity when it comes.
They will dwell in the parched places of the desert,
in a salt land where no one lives.
7 "But BLESSED is the one who trusts in the LORD,
whose confidence is in him.
8 They will be like a tree planted by the water
that sends out its roots by the stream.
It does not fear when heat comes;
its leaves are always green.
It has no worries in a year of drought
and never fails to bear fruit."
Jeffrey Rachmat is the founding and senior pastor of Jakarta Praise
Community Church (JPCC), one of Indonesia’s most dynamic and influential
churches. He is also a sought-after speaker on topics such as
leadership, relationship, marriage and business. His book, “Permainan
Cantik” has been reprinted six times in Indonesia, and is available in
English with the title “The Art of Winning.” Jeffrey and his wife Angela
have three children.
Follow @JeffreyRachmat






Tidak ada komentar:
Posting Komentar